Sesuai judul, gua akan menceritakan tentang dia. Ya, dia. Dia yang saat ini... entah gua pun nggak tahu harus menyebut dia apa yang sampe sekarang masih gua anggap pacar meskipun dia udah bilang "So all is over" Iya, tau kok. Ini sedih :(
Malam itu gua sedang menatap layar laptop gua yang isinya adalah daftar nama orang yang ngutang sama gua. Eh bukan, daftar nama mahasiswa/i baru yang akan mengikuti orientasi mahasiswa/i baru. Saat itu posisi gua adalah sebagai pendamping kelompok. Sebagai pendamping kelompok, gua harus hafal nama-nama mereka saat itu. Dia, namanya terpampang jelas di urutan ke-21. Namanya masih terlihat biasa aja malam itu. Hingga suatu siang dia mengirim pesan singkat. Pesan singkat yang ternyata akan mengubah dirinya begitu spesial di hidup gua.
"Salam, hallo ka. Aku dari batch 1 regu 59. Ijin masuk."
Itulah pesan singkat pertama yang dia kirim kepada gua. Dengan kondisi gua yang saat itu sedang dikirim pesan singkat dari mahasiswa/i lainnya dengan isi yang sama, gua pun membalasnya dengan meng-copy balasan sebelumnya heheheh. Anehnya, setelah gua undang ke grup chatting, dia tidak kunjung masuk. Kejadian inilah yang membuat kita secara otomatis berbicara satu sama lain keesokan harinya.
Pertemuan pertama kita berdua pun terjadi. Gua yang saat itu sedang mendata kehadiran, tiba-tiba dikagetkan dengan suara yang cukup kecil dan lembut yang kira-kira seperti ini.
"Ka aku belum masuk grup."
Gua ingat betul bagaimana gua melihat dia saat itu. Gua sempat gugup dan bingung mau menjawab apa. Saat itu juga gua langsung memberikan pulpen untuk dia menuliskan nomor HPnya. Nggak kepikiran kalo gua bakal dapat nomor HPnya semudah itu. Gua saat itu sudah sadar bahwa, gua naksir dia. Tapi belum ada kepikiran untuk bagaimana gua harus memulainya, saat itu posisi gua hanya sebagai panitia. Yang ada dipikiran gua saat itu hanyalah bagaimana agar acara ini cepat berakhir dan gua bisa beristirahat (padahal baru hari pertama HAHAHAH).
Masih di hari yang sama. Sore itu, gua mengadakan kumpul kelompok untuk memberikan tugas selama orientasi mahasiswa/i baru berlangsung. Dia, orang yang paling gua tunggu untuk hadir. Tapi sampai semua datang, nggak tau kenapa, gua pun nggak sadar saat itu posisi dia duduk ada dimana. Mungkin karena gua juga udah kelelahan. Akhirnya gua pun tersadar kehadiran dia saat pembagian tugas. Dia mengajukan diri untuk mengerjakan salah satu tugas. Di saat itu juga gua tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menatap dia seutuhnya. Hingga sesi terakhir waktunya foto-foto, gua pun masih memperhatikan dia diam-diam. Gua tahu betul posisi dia ada dimana, memakai kerudung warna apa, dan baju berwarna apa. Hingga waktunya bubar pun, gua masih memperhatikan dia sedang berbicara dengan temannya, bahkan topik pembicaraannya pun masih gua ingat betul. Gua ingat setiap detail yang terjadi padamu saat itu.
Hari esok pun tiba. Dia, masih selalu yang gua tunggu kehadirannya. Gua yang berdiri memegang sebuah papan yang bertuliskan nomor regu, selalu berusaha jinjit untuk melihat ke belakang, hanya untuk melihat senyumnya dan memastikan kalo dia hadir dan baik-baik saja. Saat mendata kehadiran pun sesi yang paling gua tunggu. Kenapa? Karena saat itu gua bisa melihatnya dari dekat heheheh. Saat itu gua berharap, gua bisa berbicara sepatah dua kata dengan dia, tapi gua nggak tau apa yang harus gua bicarakan. Ya sekedar basa basi aja contohnya gini "eh kemeja kamu warna putihnya putih banget ya kaya warna putih biasanya" Maaf ya sedang mencoba melucu :(
Setiap kali masuk ruangan, dia yang selalu pertama gua cari. Meskipun dirinya pasti nggak sadar kalo sering diperhatikan gua. Ya, itulah yang namanya jatuh cinta diam-diam. Kata Raditya Dika, orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya hanya bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Tapi, gua nggak mau kaya gitu. Gua mau dia tau, gimana pun caranya.
Hari selanjutnya pun tiba. Hari dimana buku tugas dikumpulkan. Ini juga adalah hari yang gua tunggu. Kenapa? Karena gua akhirnya bisa tau biodata diri dia tanpa harus bersusah payah mencari tahu heheheh. Hari itu juga buku tugas dikumpulkan dan segera gua membawanya untuk diperiksa. Satu dua buku terlewat, tiba-tiba gua pun ingat dia dan segera mencari bukunya. Cukup lama gua memandangi foto yang tertempel di cover bukunya. Ingin rasanya gua ambil foto itu, tapi nggak mungkin. Gua buka halaman pertama yang berisikan biodata diri. Sambil tersenyum-senyum gua membaca halaman pertama itu. Sesekali terlintas dipikiran gua.
"Wah rumahnya di cimahi, berarti deket ya kalo mau main."
"Gua foto ah nanti, biar tau alamatnya."
Setelah lihat bukunya, nggak lupa gua menuliskan sebuah kata yang menurut gua itu adalah kode untuk dia heheh. Gua cuma menuliskan kata "semangat" di buku dia sambil berharap kalo dia bakal notice kalo gua naksir sama dia. Gua pisahkan buku dia di sisi yang berbeda dari buku yang lain. Dengan niat mau gua foto nanti setelah semua buku diperiksa. Kenyataannya, sampai semua buku diperiksa, gua lupa. Bukunya langsung gua taruh paling atas dan gua bawa kembali masuk ke ruangan. Padahal, gua udah siapin HP juga diatas bukunya. Ah, namanya juga manusia, suka lupa dan suka buat salah.
Saat tiba di ruangan, gua baru ingat kalo gua lupa foto biodata diri dia. Disitu gua mikir, gimana caranya gua mau modus minta bukunya lagi cuma buat foto bagian penting itu. Iya, itu bagian penting saat itu. Bahkan, gua mikir kalo gua mau masuk ke ruangan secara tiba-tiba meskipun bukan saatnya, karena cuma mau minta bukunya. Baiklah, semua rencana itu gua urungkan. Yang penting gua punya nomor HPnya. Itu udah cukup kok. Setelah buku itu dikembalikan, gua ingat betul salah seorang yang berada diatas panggung berkata,
"Kepada kakak GT dipersilakan meninggalkan ruangan. Dan kepada para maba dan miba, dipersilakan memberikan salam perpisahan kepada kakak GTnya."
Lagi dan lagi, pandangan gua saat itu cuma ke dia. Gua pun meyakini diri sekali lagi kalo gua telah jatuh cinta. Gua lihat betul bagaimana dia tersenyum saat itu sambil mendorong teman yang ada didepannya. Sampai pintu ditutup pun, mata gua masih melihat senyum dia. Ah, senyum itu masih jelas ada dipikiran gua sampai saat ini. Setelah keluar ruangan pun, masih aja gua mencari celah dari pintu untuk sedikit melihat dia, tapi tetap nggak bisa.
"Ah sudahlah, masih ada besok." pikir gua saat itu.
Hari terakhir pun tiba. Gua cukup senang di hari terakhir ini karena berarti kewajiban gua sebagai panitia telah selesai separuhnya. Tapi juga sedih karena berarti ini adalah hari terakhir gua melihat dia. Betul aja dugaan gua, selama sehari penuh gua nggak melihat dia sama sekali, karena saat itu mahasiwa/i baru dipisahkan berdasarkan jurusannya masing-masing. Tiba saatnya acara penutupan, gua berusaha mencari-cari dimana barisan jurusan dia berada. Gua tepat berdiri di belakang barisan jurusan dia, tapi tetap gua nggak melihat dia. Sampai akhirnya, teman gua yang tanpa sengaja melihat dia sambil berkata,
"Eh tuh dicariin kakak GTnya."
Gua saat itu melihat betul muka keheranan dan muka capeknya. Dia hanya diam, seakan-akan takut. Gua yang melihatnya berusaha menjaga jarak agar dia nggak takut. Gua takut dia mikir yang macem-macem tentang gua heheh. Sampe acara selesai, gua masih ngeliatin dia jalan sampe akhirnya ketutup oleh kerumunan mahasiswa/i lainnya yang minta foto sama panitia lainnya. Padahal mah dalam hati,
"Eh kok gua dicuekin sih, kok malah diem. Yang lain pada minta foto sama gua, kok dia nggak mau. Malah jalan aja."
Setelah penutupan itu, gua sebagai panitia pun mulai bersih-bersih dan sedikit melakukan evaluasi. Selama itu, yang ada dipikiran gua cuma gimana caranya gua bisa ketemu dia lagi di lain waktu. Sampai di jalan pulang pun, gua seakan-akan nggak rela kenapa hari-hari melihat dia cepat banget berakhir. Sesampainya di kamar, gua langsung rebahan di kasur, ngecek HP dan...
Muncul notifikasi pesan baru atas nama fienda.
"Yg tadi tuh kka?"
Gua langsung salto jungkir balik kayang guling-guling merangkak di tembok. Gila, dia kirim pesan singkat duluan. Tau nggak sih senangnya gimana? Yang gua pikir pas acara penutupan gua dicuekin, ternyata dia lihat gua juga dong. Sejak saat itulah kita berdua mulai deket. Lucu ya? Yang tadinya hanya sebatas panitia dan peserta, sekarang udah sedeket ini, sedeket belahan pantat.
Hari demi hari pun berlalu, kita berdua semakin sering saling bertukar pesan singkat. Sampai akhirnya ada acara khusus mahasiswa/i baru, gua pun menyempatkan hadir hanya untuk foto bareng dia. Ya, dia. Lagi dan lagi, dia. Tujuan gua datang cuma karena dia, bukan yang lain. Gua pun memberanikan diri untuk mengajaknya foto bareng. Ah, jujur saat itu gua nggak pede. Gua ragu dia menolak. Tapi ternyata dugaan gua itu salah heheh. Foto itu, foto yang akan membuat cerita kita berdua semakin berwarna. Foto yang masih gua simpan rapi di galeri HP dan laptop gua.
![]() |
Our first photo |
Pertemuan selanjutnya gua meminjamkannya buku yang baru saja gua beli beberapa hari lalu. Ya, itu satu-satunya cara biar bisa ketemu dia lagi. Saat itu gua belum berani ngajak dia keluar untuk sekedar makan malem bareng. Boro-boro mau makan malem bareng, yang ada gua nggak makan saking nervousnya lihatin dia terus. Sampai suatu hari, gua memberanikan diri untuk bilang kalo gua mau hubungan ini lebih dari sekedar pertemanan, lebih dari sekedar kakak GT dan anak regunya, dan lebih dari sekedar kakak tingkat dan mahasiswi baru heheheh. Ya, gua mau kita pacaran. Gua bilang itu melalui pesan singkat. Iya, yang bilang gua cemen atau cupu. It's OK, fine!
Dia pun memberikan gua pilihan, mau dijawab lewat pesan singkat, mau dijawab lewat telepon, mau dijawab lewat video call atau mau dijawab langsung. Gua pun memilih dijawab langsung, biar greget. Tiba hari dimana dia meminta gua untuk menemaninya beli suatu keperluan untuk tugasnya dan juga gua menemani dia makan. Saat itulah gua kembali bertanya tentang jawaban dia. Sebenernya sih nggak perlu ditanya juga gua udah tahu kok jawabannya dari kemarin heheheh (pede gila gua ya).
Ya sejak saat itulah kita berdua memulai hubungan yang lebih sekedar pertemanan, yaitu pacaran. Sampai kapan hubungan spesial ini? Gua nggak bisa jawab pertanyaan ini. Kayak yang diawal postingan ini gua bilang,
"Entah gua pun nggak tahu harus menyebut dia apa yang sampe sekarang masih gua anggap pacar meskipun dia udah bilang "So all is over"."
Banyak cerita yang gua dapatkan tentang dirinya. Tapi nggak mungkin gua ceritain karena satu dan lain hal yang menurut gua nggak pantas heheheh. Gua nggak tahu harus bilang apalagi. Jujur, hati gua nggak mau kehilangan dia. Bukan, bukan karena apa-apa. Tapi dia beda. Beda dari orang-orang yang sebelumnya gua temui. Gua merasa bisa menjadi diri gua saat dengan dia. Gua bisa membicarakan hal sereceh apapun dengan dia. Gua belum pernah merasakan kaya gitu dengan yang sebelum-sebelumnya. Jangan pikir kalo gua juga mengatakan hal yang sama ke yang sebelum-sebelumnya. Nggak, baru kali ini. Itulah kenapa gua menganggap dia yang paling spesial yang gua temui setelah kurang lebih 4 tahun tidak ada tempat bersandar. Gua selalu berusaha menjadi dan memberikan yang terbaik untuk dia. Tapi apa daya, gua hanya manusia biasa yang pasti bisa berbuat salah sewaktu-waktu, iya kan? Yang bukan manusia biasa aja masih bisa berbuat salah. No body is perfect, right? Lebay? Iya, gua tahu. Terus, harus gimana dong buat diungkapkan?
Waktu udah menunjukkan pukul 01.19, udah 3 jam lebih gua membuat postingan ini. Gua rasa, gua cukupkan aja sampai disini tentang dia. Dan, pesan terakhir untuk dia,
Hai kamu, iya kamu. Tolong, jangan pergi. Kembali, sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar